Senin, 20 Oktober 2014

Piranti Masukan Lainnya

Standard

Pembaca Barcode, Kartu Magnetik, Kartu Cerdas, dan RFID

Barcode biasa dijumpai pada berbagai produk yang dijual di pasar swalayan. Barcode berupa simbol sejumlah garis tegak dengan ketebalan yang bervariasi. Simbol itu menyatakan suatu kode yang dapat dibaca melalui peralatan yang disebut barcode reader atau barcode scanner.
Kartu magnetik berbentuk seperti kartu kredit yang dilengkapi dengan pita magnetik. Kartu ini biasanya digunakan pada dunia perbankan. COntoh kartu magnetik adalah kartu ATM dan kartu kredit. Pada pita magnetik tersebut terdapat data. Data ini bisa dibaca melalui alat yang disebut magnetic card reader.
Smard card atau kartu cerdas sebenarnya memiliki fungsi seperti komputer berukuran sangat kecil. Kartu ini dapat digunakan untuk menyimpan data pasien dan riwayat kesehatannya, data nasabah bank, dan transaksi yang pernah dilakukan. Di Indonesia, kartu cerdas dipakai antara lain untuk kartu telpon prabayar.
RFID merupakan piranti yang memanfaatkan gelombang frekuensi radio untuk mengirimkan data dari suatu yang ditempeli RFID tersebut ke piranti pelacak RFID. RFID memiliki kelebihan dalam hal keamanan, karena pirantinya sulit dipalsukan. Selain itu, piranti ini tidak memerlukan media kabel penghubung dan tidak memerlukan area lurus pandang (line of sight), sehingga sangat sesuai untuk memonitor sesuatu yang bergerak. RFID dapat memantau sesuatu dengan radius yang bervariasi tergantung kepada kekuatan pemancarannya.
Beberapa contoh pemanfaatan RFID:
1.        Penarikan biaya jalan tol
2.        Pengidentifikasian dan pelacakan jalur kereta
3.        Pemantauan transportasi truk kontainer
4.        Aplikasi-aplikasi pengolahan kesehatan dan logistik
5.        Pengidentifikasian hewan
6.        Pelumpuhan mobil untuk alasan keamanan
7.        Otentikasi dokumen
8.        Pelacakan pemain ski
Teknologi RFID biasanya menggunakan frekuensi sekitar 30 – 500 KHz untuk frekuensi rendah, sementara RFID frekuensi tinggi menggunakan frekuensi 800 – 950 MHz, dan 2,4 – 2,5 GHz. Semakin tinggi frekuensinya semakin jauh jarak jangkauannya, semakin tinggi kecepatan bacanya dan semakin mahal. Untuk frekuensi tinggi biasanya digunakan untuk melacak kereta api dan penarikan pembayaran tol secara otomatis.
Setiap RFID biasanya memiliki komponen-komponen seperti berikut:
1.       Sebuah piranti RFID (transponder atau tag) yang berisi data tentang benda atau sesuatu yang ditempeli transponder tersebut.
2.       Sebuah antena untuk mentransmisikan sinyal RF dan piranti RFID ke piranti pembaca RFID.
3.       Sebuah transceiver pembangkit sinyal RF.
4.       Sebuah piranti pembaca yang menerima transmisi RF. Piranti ini kemudian menyampaikan data yang diperolehnya ke sistem komputer untuk diproses.
5.       Selain itu biasanya ada perangkat lunak atau aplikasi yang dipergunakan untuk mengolah data yang diperoleh.
Bentuk piranti RFID ini sangat beragam. Pada pelacakan binatang, piranti ini ditanamkan di bawah kulit binatang tersebut. Diameter piranti ini tidak lebih besar dari isi pensil. RFID dapat terbentuk seperti pasak, untuk dipasang pada pohon untuk melacaknya apabila dicuri, dapat pula berbentuk kartu kredit.
Tag RFID memiliki dua kategori, yaitu aktif dan pasif. Tag aktif biasanya menggunakan baterai yang dapat merupakan piranti read/write, bahkan pada beberapa sistem memiliki memori hingga 1 MB. Kelebihan jenis aktif ini, biasanya jarak jangkauannya lebih jauh, karena piranti memiliki daya sendiri. Namun kelemahan bentuk ini adalah ukurannya yang agak besar, harganya lebih mahal dan usianya lebih singkat, karena bergantung pada jenis baterai dan temperatur dimana tag ini ditempatkan. Tag RFID pasif lebih kecil, ringan, dan tahan lama, tag ini memanfaatkan daya yang diperoleh dari piranti pembaca. Kelemahannya terletak pada jarang jangkauan yang sangat terbatas.

Referensi: Makalah kelompok 2 PTI IF 1 B UIN SGD Bandung 2014



0 komentar:

Posting Komentar