Pembaca Barcode, Kartu Magnetik, Kartu Cerdas, dan RFID
Barcode biasa
dijumpai pada berbagai produk yang dijual di pasar swalayan. Barcode berupa
simbol sejumlah garis tegak dengan ketebalan yang bervariasi. Simbol itu
menyatakan suatu kode yang dapat dibaca melalui peralatan yang disebut barcode
reader atau barcode scanner.
Kartu magnetik
berbentuk seperti kartu kredit yang dilengkapi dengan pita magnetik. Kartu ini
biasanya digunakan pada dunia perbankan. COntoh kartu magnetik adalah kartu ATM
dan kartu kredit. Pada pita magnetik tersebut terdapat data. Data ini bisa dibaca
melalui alat yang disebut magnetic card reader.
Smard card atau
kartu cerdas sebenarnya memiliki fungsi seperti komputer berukuran sangat
kecil. Kartu ini dapat digunakan untuk menyimpan data pasien dan riwayat
kesehatannya, data nasabah bank, dan transaksi yang pernah dilakukan. Di
Indonesia, kartu cerdas dipakai antara lain untuk kartu telpon prabayar.
RFID merupakan piranti yang memanfaatkan gelombang frekuensi
radio untuk mengirimkan data dari suatu yang ditempeli RFID tersebut ke piranti
pelacak RFID. RFID memiliki kelebihan dalam hal keamanan, karena pirantinya
sulit dipalsukan. Selain itu, piranti ini tidak memerlukan media kabel
penghubung dan tidak memerlukan area lurus pandang (line of sight),
sehingga sangat sesuai untuk memonitor sesuatu yang bergerak. RFID dapat
memantau sesuatu dengan radius yang bervariasi tergantung kepada kekuatan
pemancarannya.
Beberapa
contoh pemanfaatan RFID:
1.
Penarikan
biaya jalan tol
2.
Pengidentifikasian
dan pelacakan jalur kereta
3.
Pemantauan
transportasi truk kontainer
4.
Aplikasi-aplikasi
pengolahan kesehatan dan logistik
5.
Pengidentifikasian
hewan
6.
Pelumpuhan
mobil untuk alasan keamanan
7.
Otentikasi
dokumen
8.
Pelacakan
pemain ski
Teknologi RFID biasanya menggunakan frekuensi sekitar 30 –
500 KHz untuk frekuensi rendah, sementara RFID frekuensi tinggi menggunakan
frekuensi 800 – 950 MHz, dan 2,4 – 2,5 GHz. Semakin tinggi frekuensinya semakin
jauh jarak jangkauannya, semakin tinggi kecepatan bacanya dan semakin mahal.
Untuk frekuensi tinggi biasanya digunakan untuk melacak kereta api dan
penarikan pembayaran tol secara otomatis.
Setiap RFID biasanya memiliki komponen-komponen seperti
berikut:
1.
Sebuah
piranti RFID (transponder atau tag) yang berisi data tentang benda atau sesuatu
yang ditempeli transponder tersebut.
2.
Sebuah
antena untuk mentransmisikan sinyal RF dan piranti RFID ke piranti pembaca
RFID.
3.
Sebuah
transceiver pembangkit sinyal RF.
4.
Sebuah
piranti pembaca yang menerima transmisi RF. Piranti ini kemudian menyampaikan
data yang diperolehnya ke sistem komputer untuk diproses.
5.
Selain
itu biasanya ada perangkat lunak atau aplikasi yang dipergunakan untuk mengolah
data yang diperoleh.
Bentuk piranti RFID ini sangat beragam. Pada pelacakan
binatang, piranti ini ditanamkan di bawah kulit binatang tersebut. Diameter
piranti ini tidak lebih besar dari isi pensil. RFID dapat terbentuk seperti
pasak, untuk dipasang pada pohon untuk melacaknya apabila dicuri, dapat pula
berbentuk kartu kredit.
Tag RFID memiliki dua kategori, yaitu aktif dan pasif. Tag
aktif biasanya menggunakan baterai yang dapat merupakan piranti read/write,
bahkan pada beberapa sistem memiliki memori hingga 1 MB. Kelebihan jenis aktif
ini, biasanya jarak jangkauannya lebih jauh, karena piranti memiliki daya
sendiri. Namun kelemahan bentuk ini adalah ukurannya yang agak besar, harganya
lebih mahal dan usianya lebih singkat, karena bergantung pada jenis baterai dan
temperatur dimana tag ini ditempatkan. Tag RFID pasif lebih kecil, ringan, dan
tahan lama, tag ini memanfaatkan daya yang diperoleh dari piranti pembaca.
Kelemahannya terletak pada jarang jangkauan yang sangat terbatas.
Referensi: Makalah kelompok 2 PTI IF 1 B UIN SGD Bandung 2014
0 komentar:
Posting Komentar